Entah sejak kapan tepatnya saya jadi (lebih) sering ditemani secangkir white coffee dikala ngobrol sendiri.

25 Sep 2014

Ijah I Need You (Case Closed)

Ijah kembali. Mission accomplished. Cerita pencarian asisten rumah tangga akhirnya usai :) Ijah kembali bekerja di rumah kami. Case closed.
0

12 Sep 2014

Ijah I Need You (part III)

Ga Ada niat untuk nyaingin sinetron sih :D, tapi beneran deh saya sedang gulana dengan masalah per-pembantu-an ini. Terakhir setelah scene pembantu cuma kerja semalam, saya dapat yang "agak" serius. Satu hari, dua hari, tiga hari aman, batin saya "alhamdulilah serius kerja nih orang" dan kejutannya datang di hari ke delapan disaat waktu tidur siang saya. 
PRT : ketok pintu, "mbak"
Saya : di batas sadar dan tidur, saya sempat melirik jam dinding diatas tempat tidur. Mmhh jam 3.05 "iya" saya menjawab 
PRT : saya pamit pulang mbak 
Saya : kondisi 60% sadar saya buka pintu dan keluar menemuinya "ada apa mbak?"
PRT : saya pamit pulang mau lamaran, mendadak, orang tua saya baru kasih kabar tadi malam
Saya : males berargumen, saya langsung iyain aja, sambil mulai hitung berapa yang musti saya bayar untuk jasanya selama seminggu kebelakang dengan kesadaran yang saya paksakan menjadi 100%

Setelah dia pergi dibalik pagar, saya mulai mikir, klo semalam sudah tau kabar bakal ada acara lamaran kenapa baru sekarang dia pamit itupun setelah sodaranya datang menjemput. Ganggu tidur siang saya.

Dengan banyak WHY dikepala saya, tangan saya mulai mencari nomor telepon seseorang, Ijah. Misi saya selanjutnya adalah bring back Ijah, dia sempat sms saya beberapa hari lalu menanyakan apakah saya sudah punya pembantu. 

Percakapan saya dengan Ijah via SMS,
Saya : hai Ijah,  kamu sudah dapat kerja? Ikut saya lagi yuk, pembantu saya yang kemaren pamit pulang katanya mau dilamar orang
Ijah : iya, ibu. Kemaren saya pulang M****a, bapak saya sakit! kalau bapak saya sembuh saya balik s******a. 
Saya : kira-kira kapan ya Jah balik sini?
Ijah : belum tau bu, tunggu bapak saya sehat
Saya : oke jah, saya tunggu ya

Itulah obrolan saya dengan Ijah empat hari lalu dan sampai sekarang belum ada kabar lagi darinya.



0

4 Sep 2014

Ijah I Need You (part II)

Pencarian asisten rumah tangga berlanjut, hingga suatu pagi datang pembantu tetangga sebelah rumah yang nawarin orang untuk kerja jadi pembantu, syaratnya minta dibayar 1juta rupiah/bulan. Weleh sejuta untuk beresin rumah?! Shortly, saya hire si embak dengan bayaran sesuai permintaan. Sore dia datang, saya kenalkan dengan mama dan adik saya yang kebetulan berkunjung ke rumah saya, saya tanya sudah makan malam ato belum, she said "sudah Bu" Dia juga cukup tanggap dengan mengambil sapu setelah melihat lantai dapur kotor, "besok aja mbak, malam-malam jangan nyapu" kata saya "cuma dapur aja koq Bu" Jawabnya. Mudah-mudahkan awet, batin saya . Setelah itu saya jelaskan sedikit tugasnya besok setelah bangun tidur pagi, dia mengiyakan dan terlihat paham.

Paginya, bagai bunga layu sebelum berkembang, saya kaget dia pamit untuk pulang karena bibinya meninggal, dan saya tanya kapan dia akan balik lagi bekerja, she said tidak tau karena nunggu sampai 40 hari. Dan saya artikan dia resign dan tidak bakal kembali.

0

1 Sep 2014

Ijah I Need You

1.30 am
......Dan saya masih belum bisa merem, mulai mengingat-ingat seharian tadi saya masukin apa ya dilambung. Jangan-jangan viagra nih. Jam segini masih ON.
Saya merayap keluar selimut sambil berjingkat keluar kamar, berusaha membuat suara seminim mungkin supaya anak-anak saya tetap terlelap.
Saya membuka notebook saya dan mulai menjelajah dunia maya, halaman blog yang menjadi tujuan pertama saya. Tidak terasa hampir satu halaman penuh saya mengetik menceritakan kejadian saya seharian ini, mulai bangun menyiapkan sarapan untuk suami, mengantar si sulung kesekolah pulang lagi kerumah dan mendengarkannya bercerita tentang kegiatannya bersama teman-temannya kemudian lanjut mengerjakan rutinitas household chores.

Semenjak mbak Ijah pulkam mudik lebaran semua pekerjaan rumah tangga otomatis saya pegang sendiri mulai mencuci sampai membersihkan rumah. Capek? Pasti! Tapi terkadang situasi seperti ini membuat kita sangat-sangat baru menyadari alangkah perlunya kita akan kehadiran asisten rumah tangga. tenaga yang terkuras untuk melakukan semua pekerjaan itu dan belum lagi rasa jenuh yang melanda akibat pekerjaan yang berulang setiap harinya dan terasa tidak ada habisnya membuat kita uring-uringan, setidaknya itu kata suami saya hehehe..

Dan semenjak Ijah ga ada, semua cucian saya berlakukan darurat perang, semua masuk mesin penggiling, termasuk pasukan underware. Dan hasilnya, beberapa t shirt menjadi super melar tak kembali, celana dalam yang awalnya lubang kecil jadi lubang besar.

"Hunting pembantu lagi aja" kata suami. "Udah dua minggu ini kamu senewen, kasian anak-anak" Kata suami memberi alasan. "Mmhh iya sambil cari , tapi aku masih berharap Ijah balik lagi kesini, udah cocok sama dia" Saya pun memberi alasan.

"Kamu kecapekan, jadinya gampang marah. iya kalo Ijah balik, kalo enggak?" Kali ini perkataan suami saya benar sekali. "I know you, dear" godanya ambil mencolek pantat saya.

0