Singkat cerita kami, saya dan suami memutuskan untuk memasukkan Gendis
ke sekolah, asli bukan untuk ikutan trend menyekolahkan anak sedini
mungkin, karena jujur saya malah kasian klo kecil-kecil udah harus
sekolah.. masalahnya adalah saya udah melahirkan seorang adik yg lucuuuu
untuk Gendis (berarti masalahnya ada di saya dan suami, tau Gendis
masih kecil ehh malah "bikin" anak lagi kikkkikkkikk) dia jadi gampang
cemburu ma adeknya, ga jarang dia sampai merajuk dan memaksa saya untuk
tidak boleh menyusui adeknya karena dia ingin saya tetap jadi "milik"nya
seorang. Situasi yang seperti ini ga boleh terus terjad kan? Ga bagus
buat psikologis keduanya... kemudian opsi menyekolahkan alih-alih
mencarikan kegiatan lain selain kegiatan dirumah untuk Gendis kami
ambil. Kami mendatangi sebuah PG yang jaraknya hanya beberapa puluh
meter dari tempat kami tinggal.
Hari pertama mengantar Gendis ke sekolah adalah pengalaman yang ga enak
bgt.. Saya musti ikut lari sana lari sini ngikutin kemana dia pergi
(karena sama sekali ga mau ditinggal dan karena alasan keselamatan juga,
Gendis termasuk paling kecil diantara murid lainnya baik umur maupun
ukuran badan, waktu istirahat tiba atau saat kegiatan diluar kelas,
dengan sekali tabrak KO lah keseimbangan kakinya menahan tubuhnya yang
limbung ditabrak murid-murid lain yang sudah lebih steady pijakan kakinya. duh duh Gendis
Hari kedua, sama
Hari ketiga, sama saja
Hari ke empat tetap sama saja
Ada satu yang menjadi "hiburan" yaitu dandanan ajaib sebagian ibu-ibu
wali murid. Gimana ga ajaib, aktivitas menunggu dan menjemput anak-anak
sekolah aja, penampilannya sungguh sangat eye catching (lebay ga cara penyampaian saya?!)
Saya ingat sekali dandanan satu ibu yang sangat "jauh" dari aktivitas
menjemput anak sekolah (lebih tepatnya aktivitas ke mall ato fashion
show) tema leopard, dari aksesoris rambut sampe alas kaki *ouchh.
The other day saya dapati lagi dia sedang mengaplikasikan gaya
office woman macam Syahrini si artis infotainment itu, lengkap dengan
tas Prada KWnya, tapi minus bulu mata anti badai. Tapi deep in my heart saya pun ingin punya percaya diri yang setinggi itu dalam berbusana.
0 komentar:
Posting Komentar